SuratPlus - Di antara semua pertanyaan saat interview, mungkin tidak ada yang lebih bikin deg-degan selain, "Berapa ekspektasi gaji yang kamu inginkan?"
Pertanyaan ini seringkali muncul di akhir sesi dan bisa jadi penentu apakah kamu akan lolos atau tidak. Salah sebut nominal, kamu bisa dianggap terlalu mahal atau bahkan terlalu murah.
Namun, pertanyaan ini bukan jebakan, kok! Pewawancara sebenarnya ingin tahu:
- Apakah Kamu Punya Riset: Apakah kamu sudah mencari tahu range gaji untuk posisi ini di industri yang sama?
- Seberapa Kamu Menghargai Diri Sendiri: Apakah kamu tahu nilai dari keahlian dan pengalaman yang kamu miliki?
- Apakah Ekspektasi Kamu Realistis: Apakah nominal yang kamu minta sesuai dengan standar perusahaan dan posisinya?
Intinya, ini adalah momen untuk menunjukkan kalau kamu profesional, punya riset yang matang, dan tahu nilai dari kemampuanmu. Yuk, kita bedah cara jawabnya biar kamu langsung lolos!
Trik Jitu: Jangan Langsung Sebut Nominal!
Kesalahan terbesar adalah langsung menyebutkan nominal gaji tanpa strategi. Ada beberapa langkah yang harus kamu lakukan sebelum menjawab.
1. Riset, Riset, Riset!
Sebelum interview, riset adalah kunci. Cari tahu rata-rata gaji untuk posisi yang kamu lamar, terutama di industri dan kota tempat perusahaan berada. Kamu bisa mencari informasinya di platform seperti LinkedIn, Glassdoor, atau bahkan bertanya ke teman-teman yang bekerja di bidang serupa.
Tujuannya: Kamu bisa menyebutkan range gaji yang realistis dan tidak terlihat asal-asalan.
2. Berikan Jawaban Strategis
Hindari jawaban yang terlalu spesifik. Lebih baik berikan jawaban yang fleksibel dan menempatkan kamu di posisi yang kuat.
Contoh Jawaban untuk Fresh Graduate:
"Sebagai fresh graduate, saya memahami bahwa ada range gaji standar. Saya yakin dengan keahlian yang saya miliki, saya bisa memberikan kontribusi yang baik. Berapa range gaji yang sudah ditetapkan untuk posisi ini di perusahaan ini?"
Contoh Jawaban untuk yang Berpengalaman:
"Dengan pengalaman saya selama [Sebutkan Jumlah Tahun] tahun di bidang [Sebutkan Bidang], dan melihat rata-rata gaji untuk posisi serupa, ekspektasi gaji saya berada di kisaran [Sebutkan Kisaran Angka, contoh: Rp6 juta - Rp8 juta]. Namun, saya juga fleksibel dan terbuka untuk negosiasi, tergantung pada tunjangan dan fasilitas lain yang ditawarkan."
3. Jual Keahlian, Bukan Hanya Angka!
Jawabanmu akan jauh lebih kuat jika kamu menghubungkan ekspektasi gaji dengan nilai yang kamu bawa. Tunjukkan kalau kamu layak mendapatkan nominal itu.
Contoh Jawaban:
“Berdasarkan riset, kisaran gaji untuk posisi ini berada di angka [Sebutkan Angka]. Dengan pengalaman saya yang terbukti berhasil [Sebutkan Pencapaian, contoh: meningkatkan efisiensi kerja tim sebesar 20%], saya yakin bisa memberikan nilai lebih dari ekspektasi itu. Saya percaya gaji harus sebanding dengan kontribusi yang saya berikan.”
Kapan Harus Menyebutkan Angka Spesifik?
Jika pewawancara terus mendesak untuk mendapatkan angka spesifik, kamu bisa menyebutkannya, tapi berikan rentang yang realistis.
Contoh:
“Ekspektasi saya berada di kisaran RpX juta. Namun, saya juga sangat tertarik dengan kesempatan untuk bekerja di perusahaan ini. Saya yakin, kita bisa mencapai kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.”
Kesimpulan: Percaya Diri, Realistis, dan Punya Riset!
Pertanyaan "Berapa ekspektasi gaji yang kamu inginkan?" adalah momen untuk menunjukkan profesionalisme kamu. Jangan takut untuk berdiskusi soal gaji.
Kunci suksesnya adalah:
- Riset: Tahu berapa standar gaji di industri dan posisi yang kamu lamar.
- Percaya Diri: Tahu nilai dari keahlianmu.
- Fleksibel: Tunjukkan kalau kamu bisa bernegosiasi dan melihat nilai lebih dari sekadar angka, seperti tunjangan dan lingkungan kerja.
Dengan persiapan yang matang dan jawaban yang tepat, kamu akan meninggalkan kesan profesional dan siap untuk negosiasi. Selamat mencoba dan semoga sukses!
