SuratPlus - Pertanyaan "Kenapa kamu resign?" atau "Kenapa kamu keluar dari pekerjaan terakhir?" itu ibarat starter pack di setiap sesi interview. Pertanyaan ini sering bikin deg-degan, apalagi kalau alasan resign kamu agak tricky, misalnya karena toxic environment atau bos yang kurang oke.
Intinya, interviewer bertanya ini bukan buat mengorek aib kantor lama, tapi untuk dua hal:
- Memastikan kamu punya alasan yang logis dan dewasa (tidak emosional).
- Melihat potensi masalah yang mungkin kamu bawa ke perusahaan baru.
Jadi, kuncinya adalah memberikan jawaban interview kenapa resign yang profesional, positif, dan fokus pada masa depan. Yuk, kita bongkar cara jawab interview kenapa resign dengan trik jitu!
Trik Jitu Jawab Kenapa Kamu Resign
Ingat, hindari menjelek-jelekkan mantan perusahaan, rekan kerja, apalagi mantan bos. Itu red flag banget di mata rekruter! Fokuslah pada alasan yang menunjukkan pertumbuhan diri dan keselarasan dengan peluang baru.
1. Fokus pada Peluang Karier (Paling Aman!)
Ini adalah alasan resign yang paling umum dan paling disukai rekruter. Tunjukkan bahwa kamu ingin bergerak maju.
Keyword Turunan: alasan resign yang profesional, ingin tantangan baru
Contoh Jawaban:
“Saya resign karena merasa sudah mencapai batas perkembangan di peran sebelumnya. Saya ingin tantangan baru dan tanggung jawab yang lebih besar yang sejalan dengan skill dan ambisi karier saya ke depan. Saya melihat posisi [Nama Posisi Baru] ini menawarkan peluang itu, terutama di area [Sebutkan area spesifik].”
2. Pindah Path atau Career Switch
Jika kamu melakukan perubahan jalur karier (misalnya dari Marketing ke Data Analyst), jelaskan motivasi di baliknya secara rasional.
Contoh Jawaban:
“Selama bekerja di sana, saya menyadari minat dan bakat terbesar saya ada di [Bidang Baru]. Jadi, saya memutuskan untuk resign dan melakukan career switch agar bisa fokus mendalami bidang [Bidang Baru] yang lebih relevan dengan tujuan jangka panjang saya. Saya sudah mengambil beberapa kursus/sertifikasi untuk mendukung perubahan ini.”
3. Masalah Work-Life Balance (Jelaskan dengan Hati-hati)
Kamu bisa menyebutkan alasan resign karena ingin work-life balance yang lebih baik, tapi jangan sampai terkesan malas. Kaitkan dengan produktivitas.
Contoh Jawaban:
“Saya resign karena mencari lingkungan kerja yang mendukung work-life balance yang lebih sehat. Bukan soal jam kerja, tapi saya percaya dengan work-life balance yang baik, saya bisa lebih fokus, produktif, dan memberikan kontribusi yang maksimal saat bekerja. Saya yakin kultur perusahaan ini lebih sejalan dengan prinsip tersebut.”
Apa yang Harus Dihindari saat Menjelaskan Alasan Resign?
Untuk memastikan kamu memberikan jawaban interview yang berbobot, ada beberapa hal yang wajib kamu hindari:
Jangan Menjelekkan Siapa Pun
Ini adalah aturan emas! Hindari keluhan tentang gaji kecil, toxic management, rekan kerja yang menyebalkan, atau beban kerja berlebihan. Fokuslah pada hal positif yang kamu cari, bukan hal negatif yang kamu tinggalkan.
Keyword Turunan: kesalahan saat jawab alasan resign, jawaban interview positif
Hindari Alasan yang Terlalu Emosional
Jangan sampai rekruter merasa kamu resign karena respons sesaat atau drama. Jelaskan bahwa keputusan resign adalah hasil pertimbangan matang.
Penutup dan Next Step
Mempersiapkan cara jawab interview kenapa resign yang ciamik itu penting banget, lho. Jawaban yang baik menunjukkan bahwa kamu adalah karyawan yang profesional, memiliki tujuan jelas, dan mampu mengambil keputusan secara dewasa.
Intinya: Putar alasan resign kamu menjadi narasi yang menekankan ambisi, skill, dan keinginan untuk berkontribusi lebih di tempat baru.
Sekarang giliran kamu! Terapkan trik ini saat interview berikutnya. Kalau kamu punya pengalaman resign yang sukses, share di kolom komentar, yuk! Good luck dalam perburuan kerjamu!
