
SuratPlus - Pernah iseng coba Google nama kamu sendiri? Coba deh sekarang. Apa yang muncul? Foto-foto liburan, postingan curhat di media sosial, atau mungkin malah tidak ada apa-apa? Nah, buat kamu para jobseeker yang lagi berburu kerja, hasil pencarian Google itu penting banget, lho!
Kenapa? Karena 90% rekruter dan HRD akan coba "mengintip" kamu di internet sebelum memanggilmu untuk interview. Mereka ingin tahu lebih banyak tentang siapa kamu di luar CV, mulai dari kepribadian hingga kredibilitas profesionalmu. Jadi, kalau hasil Google namamu masih belum "terlihat" profesional, ini saatnya berbenah. Artikel ini akan bantu kamu mengubah jejak digitalmu jadi aset berharga buat karier!
Pentingnya Personal Branding di Era Digital
Istilah personal branding mungkin sudah sering kamu dengar. Sederhananya, ini adalah caramu "menjual" diri sendiri—menunjukkan siapa kamu, apa keahlianmu, dan nilai apa yang bisa kamu tawarkan. Di dunia digital, personal branding itu identik dengan jejak digitalmu.
Bayangin, CV kamu sudah keren dan pengalamanmu oke. Tapi, begitu HRD cari namamu di Google, yang muncul malah akun media sosial dengan postingan yang kurang etis atau bahkan tidak ada informasi sama sekali. Ini bisa bikin mereka ragu, lho. Mereka mungkin berpikir, "Anak ini aktif atau enggak ya di dunia digital? Jejaknya kok nggak ada?"
Nah, punya personal branding profesional di internet itu seperti punya CV online yang bekerja 24/7. Tanpa kamu sadari, itu bisa jadi faktor penentu apakah kamu dipanggil interview atau tidak.
Langkah-Langkah Mengubah Hasil Pencarian Google Jadi Lebih Profesional
Oke, sekarang kita masuk ke intinya. Ikuti langkah-langkah mudah ini untuk membuat hasil Google namamu terlihat lebih profesional.
1. Bersihkan & Perbaiki Akun Media Sosialmu
Ini adalah langkah pertama dan paling krusial. Akun media sosial seperti Instagram, Facebook, dan X (dulu Twitter) adalah yang paling sering muncul di hasil pencarian.
- Audit Akun: Cek kembali postinganmu. Hapus atau arsipkan foto dan tweet yang provokatif, tidak sopan, atau berpotensi menyinggung.
- Privasi: Atur akun media sosial personalmu jadi privat. Ini penting untuk memisahkan kehidupan pribadi dan profesional.
- Perbarui Bio: Ganti bio-mu dengan deskripsi singkat tentang dirimu dan apa yang kamu minati secara profesional. Contoh: “Mahasiswa Ilmu Komunikasi dengan minat di dunia digital marketing dan content creation.”
2. Buat Profil LinkedIn yang Ciamik
Kalau belum punya, segera buat akun LinkedIn. LinkedIn adalah "rumah" bagi para profesional. Profil LinkedIn yang lengkap dan aktif adalah aset terbesarmu.
- Foto Profil: Gunakan foto profesional, bukan selfie di kafe. Pilih foto dengan background polos dan senyum yang ramah.
- Headline: Tulis headline yang menarik dan jelas. Contoh: "Fresh Graduate Marketing | Mencari Peluang di Industri E-Commerce | Ahli SEO & Content Writer."
- Isi Profil: Lengkapi semua bagian, mulai dari pengalaman kerja (magang juga dihitung!), pendidikan, hingga sertifikasi. Tambahkan kata kunci yang relevan dengan bidangmu, misalnya "SEO," "digital marketing," "HTML," atau "desain grafis."
- Aktif Berinteraksi: Ikuti perusahaan atau influencer yang relevan dengan bidangmu. Like, komentar, atau bagikan konten yang bermanfaat. Ini menunjukkan kamu aktif dan up-to-date.
3. Bikin Portofolio Online atau CV Digital Gratis
Bayangkan kamu seorang desainer grafis. HRD tidak hanya ingin membaca kalau kamu bisa mendesain, mereka ingin melihat hasil karyamu! Di sinilah pentingnya portofolio online.
- Pilih Platform: Gunakan platform gratis seperti Behance, Dribbble (untuk desainer), atau GitHub (untuk developer). Kamu juga bisa buat blog sederhana di Medium atau WordPress untuk menulis artikel.
- Tunjukkan Hasil Kerjamu: Unggah proyek-proyek terbaikmu. Kalau belum punya proyek profesional, buat proyek personal. Misalnya, buat ulang desain logo perusahaan terkenal atau tulis artikel tentang tren terbaru di industrimu.
- Cantumkan Link di CV: Jangan lupa cantumkan link portofolio ini di CV dan profil LinkedIn-mu. Ini menunjukkan inisiatif dan membuatmu terlihat lebih kredibel.
4. Maksimalkan Akun Google-mu
Jarang disadari, akun Google-mu juga bisa jadi bagian dari jejak digitalmu.
- Nama Akun: Gunakan nama asli di akun Gmail-mu. Hindari nama alay seperti "[email protected]". Alamat email profesional sangat penting.
- Google My Business: Kalau kamu punya bisnis sampingan atau freelance, kamu bisa mendaftarkannya di Google My Business. Ini akan muncul di Google Maps dan pencarian lokal.
5. Hapus Hasil Pencarian yang Merugikan (Opsional)
Jika ada hasil pencarian negatif tentang namamu yang muncul di Google (misalnya, berita yang salah atau postingan lama yang merugikan), kamu bisa mengajukan permintaan penghapusan ke Google. Caranya, cari "Hapus informasi pribadi dari Google" di mesin pencari. Proses ini memang tidak instan, tapi layak dicoba.
Kesimpulan: Jangan Sampai Nyesel Belakangan!
Mengatur jejak digital itu bukan cuma buat kelihatan keren. Ini adalah investasi jangka panjang untuk kariermu. Ingat, jejak digitalmu akan selalu ada. Jadi, daripada menyesal karena postingan lawas yang bikin HRD ilfil, mending kamu mulai berbenah dari sekarang.
Yuk, langsung coba langkah-langkah di atas! Mulai dari membersihkan media sosial sampai bikin portofolio online. Dengan begitu, saat HRD meng-"Google" namamu, yang mereka lihat adalah sosok yang profesional, kredibel, dan siap bekerja. Siapa tahu, langkah kecil ini yang bisa jadi pintu gerbang menuju karier impianmu! Jangan tunda lagi, Google nama kamu sekarang dan buat hasilnya lebih baik!